Monday, May 04, 2009

For a big event such as Annual Governor Meeting, ADB have not updated its web..!

Weird! Multilateral organizations always teach and persuade third countries to use ICT for a better government. But, in fact, they are so careless...they did not do it as they suggested!!

===========
WEBSITE ADB GAK DI UPDATES TAKEN 4 MEI 09                                                                                                                                    
    Publish at Scribd or explore others:            How-to-Guides & Manu              Non-fiction                  indonesia              loan         

Sunday, May 03, 2009

Negeri Penghasil Gas Justru Pusing dengan kelebihan pasokan ....dasar INDON.....!


http://www.scribd.com/doc/14844075/Pipa-Gas-KalimantanJawa-Sui-Generis

http://www.scribd.com/doc/2387909/Opensourcing-Oil-and-Gas-Sector-

Bagi perencana, tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada kondisi tidak dilaksanakannya rencana yang telah dibuat dengan demikian matang. Apalagi untuk menyiapkan itu sudah dikeluarkan energi dan dana yang cukup lumayan. Apalagi kalau rencana itu juga sudah memikirkan opportunity lost jika tidak dilaksanakan..dan apalagi lain2nya. Dan sesungguhnya jika rencana itu dilaksanakan diharapkan bisa membuat sejarah baru. Tapi ternyata para elite di negeri ini lebih memilih menikmati jabatannya saat ini dari pada beresiko dicopot.

Salah satu rencana yang telah disiapkan jauh2 hari adalah pembangunan pipa gas kalimantan-jawa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gas dalam negeri, dan tentu saja secara tidak langsung dapat mengerem lajunya ekspor gas ke manca negara (Jepang, KOrsel, China , taiwan dan US.) yang sudah berlangsung selama lebih dari 3 dekade, ya tigapuluh tahun).

Pipa Kalija (kalimantan-jawa) itu bahkan sudah ditenderkan secara internasional dengan harapan dapat memenuhi maksud lain, yaitu mengajak swasta ikut membangun sehingga dapat mengurangi tekanan utang pada APBN yang sangat dibutuhkan untk membangun sektor publik lainnya.

Namun dalam perjalanannya, Kalija terabaikan. Pertama, dicegat sendiri oleh elite dengan alasan reserve tidak cukup. Padahal study yang dibuat Bappenas dengan Universitas terkenal di Perancis memberikan sinyal positif bahwa reserve masih ada dengan me manage secara baik. Lalu, dicari lagi alasan harus menunggu setahun karena neraca gas belum jadi. padahal neraca gas sebelumnya mestinya masih valid.

Sekarang, negeri ini pusing tujuh keliling dengan kelebihan pasokan. Sungguh...memalukan...dan sangat disayangkan. Seandainya rencana Kalija dulu dilanjutkan,.....sekarang di saat krisis gas sudah bisa masuk ke pembangkit, masuk kota, dan kerumah2 penduduk. baik dengan distribusi ataupun dikonversi lagi dalam bentuk lain.

Entah sampai kapan kita akan begini..dan maaf saya tidak tega mendiamkannya.

Wassalam.

====

Ekonomi
16/03/2009 - 11:24
'Lampu Kuning' Untuk LNG Indonesia
Purnomo Yusgiantoro
(inilah.com/ Bayu Suta)

INILAH.COM, Jakarta - Indonesia saat ini menghadapi situasi sulit terkait dengan menurunnya permintaan ekspor gas alam cair (LNG).

Untuk itu, pemerintah menghindari terjadinya produksi LNG dalam kondisi penuh di tangki penyimpanan (tank top) menyusul penurunan ekspor komoditas tersebut akibat krisis global.

Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai bertemu investor Kanada di Jakarta, Senin (16/3), mengatakan saat ini, memang belum terjadi kondisi tank top yang mengkhawatirkan tersebut.

"Saat ini, baru first warning. Namun, kalau dibiarkan dan produksi LNG sudah tank top, maka terpaksa mesti mematikan sumur dan untuk menghidupkannya kembali akan sangat sulit," katanya.

Purnomo minta agar PT Pertamina (Persero) dan Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menggencarkan pengalihan ekspor LNG ke pembeli lain.

Sebelumnya, Kepala BP Migas R Priyono juga mengkhawatirkan rencana pengurangan ekspor LNG dari pembeli Jepang, Korea, dan Taiwan menyusul krisis global sekarang ini.

Menurut dia, pengurangan ekspor LNG dari Kilang Bontang, Kaltim, tersebut berarti mengurangi pendapatan negara.

Selain itu, penundaan ekspor juga akan menyebabkan produksi LNG Kilang Bontang akan mencapai tank top.

Ia mengatakan sejauh ini pembeli LNG dari ketiga negara tersebut memang belum menyampaikan permintaan pengurangan ekspor secara resmi.

Namun, pembeli sudah mengindikasikan pengurangan pembelian LNG sebagai akibat penurunan produksi industri di negaranya akibat krisis global.

Priyono juga menambahkan, pihaknya melakukan berbagai upaya jika pembeli benar-benar mengurangi pembelian LNG-nya, di antaranya adalah dengan mengalihkan produksi LNG ke pembeli lain, dialihkan menjadi elpiji, dan memenuhi kebutuhan pabrik pupuk, meski volumenya kecil.

"Dulu juga pernah di-switch ke elpiji dengan memakai konverter," ujarnya.

Pembeli Jepang yang biasa disebut Western Buyers, mengindikasikan pengurangan pembelian 3-6 kargo LNG, Korea Gas juga sampai enam kargo dan perusahaan asal Taiwan, Chinese Petroleum Corporation, juga akan mengurangi pembelian tiga kargo. Satu kargo LNG setara dengan tiga juta juta british thermal unit (MMBTU).
===========
[Jumat, 01/05/2009 12:30 WIB
Kelebihan Produksi Kilang Bontang Teratasi
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance
http://www.detikfinance.com/read/2009/05/01/123045/1124462/4/kelebihan-produksi-kilang-bontang-teratasi


Foto: lih/detikFinance
Jakarta - Kelebihan pasokan gas untuk Kilang Bontang hingga saat ini masih bisa tertangani sehingga tidak perlu dilakukan pengurangan produksi gas dari lapangan-lapangan sekitarnya.

"Memang betul kelebihan kargo Bontang sampai hari ini sudah habis. Jadi tidak terjadi pengurangan produksi gas," ujar Deputy Operasi BP Migas Edy Purwanto dalam pesan singkatnya, Jumat (1/5/2009).

Sebelumnya traditionalm buyer Kilang Bontang menyatakan tidak sanggup menyerap 18 kargo LNG Bontang karena menurunnya kegiatan ekonomi di negara mereka.

Karena tidak terserap, Kilang Bontang pun kelebihan produksi sebesar 18 kargo. Jika kelebihan produksi terus berlangsung, maka kilang tidak ekonomis dan kemungkinan terburuk produksi gas dari lapangan sekitarnya harus dihentikan.

Namun kini 18 kargo LNG tersebut sudah dialokasikan untuk diserap sejumlah pihak. Rinciannya adalah 8 kargo untuk pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan 3 kargo untuk memenuhi kewajiban Tangguh ke China.

Selain itu, ada satu kargo yang berhasil dijual ke India dan 6 kargo yang dialokasikan ke Pertamina untuk dikonversi ke elpiji.
(epi/lih)*tra]


===

Pertamina Serap Kelebihan Elpiji Kilang Bontang
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2009/03/10/brk,20090310-163914,id.html


Selasa, 10 Maret 2009 | 13:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Pertamina (Persero) akan mendapat pasokan elpiji dari kilang gas alam cair (liquid natural gas/LNG) Bontang. "Bontang ada kelebihan elpiji lima sampai enam kargo," kata Deputi Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa (10/3).

Dengan hitungan tiap kargo sebesar 40 ribu metrik ton, maka total kelebihan elpiji bisa mencapai 240 ribu metrik ton. Kelebihan elpiji itu akan dipasok mulai Mei hingga akhir tahun ini.

Jika Bontang memang kelebihan pasokan, kata dia,maka Pertamina akan mengutamakan membeli elpiji dari dalam negeri. "Itu kami serap dulu, kami mengutamakan pasokan dalam negeri," ujarnya.

Ia menjelaskan saat ini kapasitas elpiji domestik sekitar dua juta ton. Jika perkembangan konversi minyak tanah ke elpiji sesuai target, kebutuhan nasional bisa mencapai 4,5 juta ton, sehingga harus ada tambahan pasokan elpiji sebesar 2,5 juta ton.

Pertamina juga sedang menggelar beauty contest kedua untuk mendampingi Petredech sebagai pemasok elpiji. Pertamina tidak ingin Petredech menjadi pemasok tunggal. "Kami (mengadakan) beauty contest supaya tidak single supplier," ungkapnya.

Dia mengatakan kontrak berikutnya akan dilakukan pada semester kedua tahun ini untuk pengiriman akhir tahun hingga awal tahun depan. Kontraknya juga berjangka sepuluh tahun seperti yang dilakukan terhadap Petredech. Harganya akan flat selama tiga tahun pertama dan tiap tahun berikutnya akan ditinjau ulang.
======
GAS ALAM CAIR
LNG Bontang Dialihkan
ke Pembeli Tangguh

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=222612

Rabu, 18 Maret 2009
JAKARTA (Suara Karya): Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) berencana mengalihkan kelebihan produksi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Kilang Bontang, Kaltim, ke pembeli Kilang Tangguh, Papua.

Menurut Deputi Finansial, Keuangan, dan Pemasaran BP Migas Djoko Harsono, terdapat 2 hingga 4 kargo LNG Bontang yang akan dialihkan ke pembeli Tangguh pada tahun 2009 ini. "(Pengalihan) ini bukan berarti Tangguh mengalami penundaan (delay) pengiriman LNG, pengapalan pertama Tangguh tetap dua kargo ke Fujian, China," kata Djoko di Jakarta, Selasa (17/3).

Menurut dia, harga LNG akibat pengalihan itu tetap sesuai kontrak masing-masing. Artinya, LNG Bontang buat pembeli Tangguh tetap memakai harga Tangguh dan pengembalian LNG Tangguh buat pembeli Bontang memakai harga Bontang.

Diketahui sebelumnya, Kilang Bontang terancam mengalami kelebihan produksi LNG menyusul rencana pembeli di Jepang, Korea, dan Taiwan mengurangi permintaannya akibat krisis global. Pemerintah khawatir kelebihan produksi LNG itu akan membuat tangki penyimpanan dalam kondisi penuh (tank top), yang selanjutnya terpaksa mematikan sumur gas.

Pembeli Jepang yang biasa disebut Western Buyers mengindikasikan pengurangan pembelian sebanyak 3-6 kargo LNG, Korea Gas juga sampai 6 kargo, dan perusahaan Taiwan, Chinese Petroleum Corporation, mengurangi 3 kargo.

Sementara itu, Kepala BP Migas R Priyono menjelaskan adanya penundaan pembelian LNG oleh Jepang, Korea dan Taiwan mencapai sekitar 15 kargo. "Perkiraan 15 kargo yang minta delay, kita akan lihat," ujarnya.

Dia juga menambahkan, dari 15 kargo tersebut, kemungkinan dua kargo akan dialihkan ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), 2-4 kargo untuk menutup pengiriman LNG Tangguh ke Fujian, China. "Sisanya masih mencari konsumen," katanya. (A Choir)

=========
Tiga Solusi Dropping Kargo LNG Bontang
http://www.kontan.co.id/index.php/Bisnis/news/10305/Tiga_Solusi_Dropping_Kargo_LNG_Bontang

JAKARTA. Kemungkinan terganggunya pembelian LNG dari kilang Bontang oleh Jepang, Taiwan dan Korea bertambah menjadi 15 kargo tahun ini. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menemukan satu lagi solusi untuk mengatasi hal tersebut, yaitu mengalihkan jatah pengiriman pertama blok Tangguh dari kilang Bontang.

Kepala BP Migas Raden Priyono menjelaskan, dalam pembicaraan terakhir dengan pembeli LNG Bontang dari tiga negara tersebut, diperkirakan jumlah kargo LNG yang terganggu pembeliannya sebanyak 13 kargo sampai 15 kargo.

"Ada tiga kemungkinan, bisa di drop, bisa di delay dan bisa di carry over. Kita masih negosiasi supaya tidak dibatalkan," kata Priyono, Selasa (17/3).

Priyono memastikan kelebihan produksi LNG Bontang tersebut akan digunakan untuk memasok kebutuhan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebanyak enam kargo. Sementara sisanya sebanyak sembilan kargo akan dicarikan alternatif pembelinya.

"Bisa di divert ke pengiriman pertama Tangguh yang dijadwalkan April atau Mei. Tapi masih perlu dibicarakan soal pembayarannya, dan divert ini hanya untuk satu bulan," tambahnya.

Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BP Migas Djoko Harsono menjelaskan, divert pengiriman Tangguh dari kilang Bontang selama satu bulan itu sekitar dua sampai empat kargo.

Sementara itu, terkait selisih harga jual LNG Tangguh dan Bontang tersebut, Djoko mengusulkan agar para pembeli mau membayarnya sesuai harga kontrak masing-masing.

"Biar gampangnya kita upayakan sesuai dengan kontrak masing-masing. Jadi harga LNG Tangguh yang diambilkan dari Bontang, menggunakan harga kontrak LNG Bontang. Sementara saat Tangguh mengirimkan untuk kebutuhan pembeli Bontang akan menggunakan harga Tangguh. Sehingga nanti hitung-hitungannya BP sebagai pengelola Tangguh tetap akan menerima harga sesuai kontrak, dan East Kalimantan PSC yang mengelola lapangan Bontang akan menerima harga sesuai kontrak juga," kata Djoko panjang lebar.

Djoko menjelaskan, jika usulan ini disetujui oleh pemerintah dan para perusahaan di kedua lapangan tersebut maka pengiriman dari Tangguh akan ditahan dulu selama satu bulan untuk membantu mengatasi permasalahan di Bontang.

"Ini kan dalam rangka membantu Bontang yang berkurang pembeliannya, sepanjang pemilik Tangguh tidak dirugikan," ujarnya.

Perlu diketahui, harga LNG Tangguh ke pembeli dari Fujian, China disepakati US$ 3,8 per MMBTU. Sementara harga LNG Bontang ke Jepang, Taiwan dan Korea senilai US$ 5 per MMBTU.
===========

Terkait Bontang, BP Migas Cari Pembeli Baru
lokasi: Home / Berita / Energi / [sumber: Jakartapress.com]
Kamis, 02/04/2009 | 18:25 WIB -
http://www.jakartapress.com/news/id/5294/Terkait-Bontang-BP-Migas-Cari-Pembeli-Baru.jp


Jakarta - Rencana penurunan produksi kilang Bontang hingga kini masih bisa dihindari. BP Migas pun meminta Pertamina untuk mencari pembeli lain agar penampungan produksi kilang Bontang tidak kepenuhan alias tank top. "Belum ada penurunan produksi dan kita hindari itu,” jelas Deputi Finansial, Ekonomi dan PemasaranBP Migas (Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas) Djoko Harsono, Kamis (2/4/2009).

Seperti diketahui, permintaan LNG kilang Bontang dari Jepang, Korea dan Taiwan menurun karena imbas krisis global. Akibatnya, produksi kilang Bontang tak banyak terserap dan akhirnya menumpuk di penampungan. Jika tempat penampungan ini terus menumpuk, maka tak ada lagi tempat untuk menampung produksi kilang Bontang.

Dampak terburuknya, lanjtunya, produksi kilang Bontang pun bisa-bisa dikurangi, bahkan dihentikan. Yang dikhawatirkan adalah jika produksi kilang Bontang dihentikan, maka akan sulit untuk memulainya lagi. Untuk itu, BP Migas mengupayakan berbagai cara agar produksi kilang Bontang tidak berhenti. Salah satu caranya adalah dengan mencari pembeli lain yang bisa menyerap produksi tersebut.

Djoko menjelaskan, pihaknya sudah meminta Pertamina untuk mencari pembeli lain yang bisa menyerap 6 kargo yang tersisa dari 18 kargo yang didroping oleh Jepang, Korea dan Taiwan. "Yang kemarin kita minta Pertamina cari pasar lain jangan sampai tidak ada yang beli," kata Deputi BP Migas.

Sebelumnya, Kepala BP Migas R Priyono mengatakan ada 18 kargo LNG Bontang yang tidak bisa diserap ketiga pembeli tersebut. Namun 6 kargo diantaranya akan dialihkan ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) hingga Desember 2009 dan 6 kargo lainnya akan dikonversi menjadi elpiji. Sedangkan untuk 6 kargo sisanya, kata Priyono, pihaknya akan mencari pembeli baru baik dari dalam maupun luar negeri. "Sisanya kita maksimalkan untuk cari market yang ada. Baik di domestik maupun luar negeri," jelas Kepala BP Migas.

Akibat 240 ribu MT LNG Pertamina belum terjual, BP Migas mendesak Pertamina mencari pasar bagi LNG itu. BP Migas mendesak PT Pertamina segera mencari pasar baru untuk menjual sisa kelebihan gas alam cair atau LNG, sebanyak enam kargo atau 240 ribu metrik ton. "Jangan sampai sisa LNG tidak ada yang beli," ujar Deputi Finansial dan Ekonomi BP Migas Djoko Harsono di Jakarta, Kamis 2 April 2009.

Menurut dia, BP Migas berusaha agar produksi di kilang LNG Bontang tidak melakukan penurunan produksi, kendati saat ini permintaan pasar LNG sedang lesu akibat krisis global. Pembeli LNG dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan telah membatalkan pembelian 18 kargo atau 720 ribu metrik ton LNG Bontang. Guna mengatasi persoalan ini, pemerintah memutuskan dua kargo LNG dialihkan pengirimannya ke Fujian, China.

Selain itu, enam kargo di alokasikan untuk kebutuhan pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan enam kargo lagi akan diubah menjadi elpiji guna memenuhi pasokan domestik. Rencana yang terakhir ini akan dilakukan mulai Mei 2009. (*/ika)