Monday, August 29, 2011

Rhenald Kasali: Moratorium Bukan Solusi - MEMANG BUKAN!

Kayaknya expert satu ini juga asal "ngebacot" gak ada analisis dan data yang mumpuni yang digunakan, atau malah nostalgia ketika menjadi staf khusus Mendag dulu yang kerjanya juga jalan2 ke luar negeri. Ketika di China sempat saya lihat dia juga jalan2 malam hari, padahal besoknya ada rapat dan seminar besar. Dosen mending jadi dosen yang baik aja di kampus, gak usah ikut cawe2 di birokrasi dan malah membuat tambah runyam urusan. Regards, ES =========================================
Senin, 29/08/2011 12:46 WIB Kontroversi Moratorium PNS Rhenald Kasali: Moratorium Bukan Solusi

Deden Gunawan - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2011/08/29/124640/1713201/159/rhenald-kasali-moratorium-bukan-solusi#queryString#

 Jakarta - Selama ini pengeluaran negara banyak terkuras untuk gaji pegawai (PNS). dalam APBN 2012 saja alokasi anggaran untuk belanja pegawai mencapai Rp 215,7 triliun. Angka ini meningkat Rp 32,9 trilliun atau 18 % dari pagu APBN sebelumnya (2011), yang besarnya Rp 182,9 triliun. Beban APBN makin berat, sebab pemerintah juga merencanakan menaikkan gaji pokok PNS, TNI, Polri dan pensiunan rata-rata 10 % pada 2012. Selain itu pemerintah tetap memberikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS, TNI, Polri dan pensiunan. Kondisi ini semakin parah ketika pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah tidak mengalami pertumbuhan. Sehingga beban pemerintah daerah lebih banyak terserap untuk belanja pegawai. Bukan untuk belanja modal. Akibatnya banyak pemda yang mengalami kebangkrutan lantaran anggarannya habis untuk bayar gaji pegawainya. Data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mengungkapkan ada 124 Pemerintah Daerah yang terancam bangkrut gara-gara PNS. Untuk mengatasi masalah tersebut tercetuslah sebuah gagasan untuk melakukan moratorium atau penghentian penerimaan PNS. Langkah ini diharapkan bisa mengirit anggaran yang selama ini jumlahnya selangit. Tapi persoalannya, apakah cara ini bisa benar-benar menghemat anggaran negara. Atau justru berdampak lain terhadap daerah atau masyarakatnya? Berikut petikan wawancara Deden Gunawan dari detik+ dengan Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali : Pemerintah mewacanakan akan melakukan moratorium penerimaan PNS. Apakah cara ini akan efektif menghemat APBN? Saya rasa moratorium bukan sebuah solusi untuk menghemat anggaran. Sebab yang jadi persoalan adalah ketidakefektifan dalam penyerapan belanja negara untuk belanja pegawai. Akibat anggaran lebih banyak dialokasikan untuk para PNS yang tidak produktif. Sementara untuk PNS yang produktif sangat minim. Harusnya diteliti dulu di bagian mana banyak terserap anggaran belanja pegawai. Setelah dipetakan, pemerintah kemudian memangkasnya di pos yang kurang produktif tersebut. Ketimpangan inilah yang membuat pengeluaran dan pemasukan negara dari kinerja pemerintahan tidak seimbang. Dana lebih banyak untuk belanja pegawai dibanding pemasukan. Jadi moratorium itu harus dianalisa dulu secara seksama supaya tidak kontraproduktif. Berarti moratorium PNS itu tidak akan berpengaruh terhadap penghematan anggaran negara? Saya rasa tidak. Sebab perekrutan PNS baru sangat penting sebagai upaya penyegaran. Yang jadi masalah itu justru atasannya PNS yang kerjanya sudah tidak produktif lagi. Kalau regenerasi sangat penting karena tenaga-tenaga muda sangat dibutuhkan. Mereka lebih menguasai teknologi atau IT sehingga bisa meningkatkan produktivitas. Sementara PNS yang sudah tua selain gagap teknologi juga banyak yang tidak produktif lagi. Rusaknya PNS itu sebenarnya mulai terjadi sejak era reformasi. Di era ini banyak PNS yang bersifat tenaga kontrak untuk administrasi. Cara ini dilakukan untuk mem-backup pimpinan PNS yang tidak produktif Harusnya yang perlu dibenahi para pimpinan yang tidak produktif ini. Sementara PNS muda yang melek IT dan belum terkontaminasi dipromosikan jabatannya. Jadi menurut saya moratorium itu kurang efektif menghemat anggaran. Malah bisa menimbulkan masalah lain. Apa masalah lain yang akan timbul dari moratorium tersebut? Masalah akan timbal dari dua sisi, yakni internal dan eksternal. Untuk internal, jika tidak ada penerimaan PNS baru bisa berakibat tidak adanya regenerasi. Padahal faktor usia bisa menentukan produktivitas. Sedangkan dari eksternal, dikhawatirkan akan terjadi gelombang politik yang akan dimainkan oleh para politisi. Sebab kalangan muda sangat potensial untuk digerakan demi kepentingan politis. Jadi moratorium itu tidak perlu dilakukan? Memang ada baiknya tidak menerima PNS. Tapi kalau tidak sama sekali akan menimbulkan risiko yang juga lebih besar. Jadi sebenarnya yang perlu dilakukan pemerintah adalah perampingan dengan memperhatikan downsizing dan right-sizing di tiap-tiap pos pemerintahan. Dari pengamatan atau kajian bapak sebenarnya apa yang menjadi penyebab borosnya anggaran belanja pegawai? Penyebab borosnya anggaran belanja pegawai karena sistem penggajiannya yang tidak beres. Gaji PNS kecil sementara variable income diberikan kepada pejabat yang pegang posisi. Jadi patokan income berpatokan pada proyek. Dalam setiap pemberian proyek ada income-nya. Jadi anggaran itu lebih banyak tersebar untuk proyek-proyek pegawai. Misalnya, ketika membangun suatu jembatan pegawainya disertakan untuk survei, guru dilibatkan untuk sertifikasi, pejabat jalan-jalan ke luar negeri lihat pameran dengan alasan survei. Yang ikutan banyak, setidaknya 10-40 orang. Mereka diberi fasilitas dan uang saku yang tidak sedikit. Kegiatan-kegiatan inilah yang membuat anggaran membengkak. Jadi bukan karena gaji mereka anggaran belanja pegawai jadi besar. Tapi belanja untuk kegiatan yang tidak perlu yang membuat anggaran membengkak. Jadi apa solusi untuk menghemat anggaran dari belanja pegawai? Kalau wacana moratorium itu memang diperlukan. Tapi itu sebatas shock therapy saja sehingga masyarakat tidak menggantungkan cita-cita dengan menjadi PNS saja. Namun yang juga harus dilakukan mengukur dampak politisnya. Sebab anak-anak muda ini merupakan target pemilih potensial. Mereka akan jadi incaran politisi yang berebut jabatan. Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa menjadi PNS merupakan kebanggaan keluarga. Bagaimana untuk merubahnya? Memang tidak dipungkiri di sejumlah daerah yang tidak ada kegiatan ekonominya, banyak anak muda yang berupaya menjadi PNS. Alasannya, kalau tidak jadi PNS tidak bergengsi. Padahal paradigma itu sebuah kemunduran. Contohnya saja di Sumatera Barat, saat ini banyak anak mudanya yang tidak lagi tertarik untuk merantau. Mereka lebih banyak berharap menjadi PNS. Sehingga sekarang ini sangat jarang anak-anak muda di sana yang mau berdagang atau usaha lain. Akibatnya mereka menjadi beban negara. Contoh lainnya di Pulau Buru. Di sana sebenarnya punya potensi untuk bisnis. Misalnya lobster, pangan. Tapi karena tidak dikelola dan dirangsang dengan baik, para pemuda di sana lebih memilih bersaing ikut Pilkada atau menjadi tim sukses dari para calon Pilkada. Berarti peran Pemda sangat dibutuhkan untuk mengubah paradigma jadi PNS sebagai tujuan? Betul. Harusnya menggalakkan program-program entrepreneurship. Misalnya lewat dinas pertanian, peternakan , perikanan, maupun pertambangan. Masing-masing Pemda harus menggalakkan kegiatan entrepreneur di daerah masing-masing. Sehingga masyarakat usia kerja bisa tertarik berusaha dibanding jadi PNS. Dengan cara seperti itu diharapkan kaum muda bisa menjadi entrepreneur yang bisa menggerakkan kegiatan ekonomi di daerahnya masing-masing. Kalau sudah begini, pelan-pelan belanja pemerintah untuk pegawai berkurang. Malah bisa jadi gaji PNS akan besar karena sudah jarang yang minat jadi PNS karena lebih memilih berbisnis. Saat ini selain moratorium, pemerintah sudah menjalankan program pensiun dini di sejumlah instansi. Kira-kira mana yang lebih efektif untuk penghematan anggaran? Kalau saya lebih setuju diterapkan pensiun dini. Sebab dampak politiknya dapat diukur. Selain itu dengan pensiun dini bisa menyaring PNS yang kurang produktif dan terkontaminasi, tidak disiplin, ketinggalam teknologi, cacat moral. Kalau perlu dirangsang supaya PNS yang sudah tua tapi tidak produktif ditawarkan uang pensiun yang tinggi. Cara seperti ini jauh lebih efektif dibanding melakukan moratorium PNS. (ddg/iy)

Sunday, August 21, 2011

Mobil Dinas Sebaiknya Diizinkan dipakai Mudik!





  • Terkutuklah pemimpin di negeri ini yang mencoba berpikir dan bertindak melarang atau mengharamkan kendaraan dinas terutama berupa minibus dan bus untuk dipakai oleh pegawainya [keluarga] sendiri pulang mudik. Sementara ia diam-diam menggunakan berbagai fasiitas negara selama ini untuk kepentingan diri sendiri, termasuk mobil dinas yang ia ganti plat merahnya menjadi hitam dengan membayar ke polisi [resmi KKN nya]!!!
    Yesterday at 16:13 ·  · 

      • Eddy Satriya bismillah, alhamdulillah, statusku ini akhirnya di enter juga!!
        Yesterday at 16:14 · 

      • Eddy Satriya cepat amat mas. saya sedih, di sebua propinsi ada pemda melarang, sementara PNS nya tunggang langgan nyari bus yang tuslah nya sudah melejit. sedangkan tukang jual jamu gendongan [maaf bukan diskriminasi dan melecehkan] naik fasilitas yang disediakan perusahaan.
        Yesterday at 16:16 · 

      • Hasna Hasby wah ewe kuda kmu
        Yesterday at 16:22 · 

      • Arif Api Bagusnya malah ada mudik bareng PNS make mobil dinas boss...
        Yesterday at 16:32 · 

      • Alfa Phil Mau beli mobil sendiri, nanti dituduh menuh2in jalan. Memang serba salah kalo jadi rakyat.
        Yesterday at 16:33 · 

      • Arif Api Karna mobil dinas itu dibiayai oleh uang rakyat, harusnya rakyat biasa juga bisa memakainya :)
        Yesterday at 16:36 · 

      • Firman Abdullah Bung yg bawa kenderaan dinas berarti belum punya mobil pribadi lebih bagus dari mobil dinas atau bahkan tidak punya mobil selain mobil dinasnya.....yg lainnya kan sudah punya land cruiser buat pulang lebaran....hehehe...
        Yesterday at 16:48 · 

      • Untung Sidi Slamet Hhhmmm,...
        Susah jadinya ya Om?

        Yesterday at 16:52 · 

      • Asfaril Muchsan Dua2 nya terkutuk untuk dilakukan....:)
        Yesterday at 16:55 · 

      • Syahdirman Tanjung Saya ikut berdoa semoga pemimpin tsb mendapat petunjuk yg benar ....
        Yesterday at 17:15 · 

      • Handojo Ojong Memang susah mengatur org yg banyak punya akal "bulus"
        Yesterday at 17:21 · 

      • Iyam Maryam Iya pak itu pemimpin mau enaknya sendiri dan bahagia melihat rakkyatnya sengsara, ya Alloh berilah mereka petunjuk ...
        Yesterday at 18:39 · 

      • Frans Thamura mentang2 ada plat merah, mau pake buat mudik... yang pasti semuanya terkutuk.
        Yesterday at 18:40 · 

      • Eddy Satriya saya hanya memulai untuk menyibak tirai kemunafikan. kalau pns pulang naik bus...kan ngajak pembantu juga dan tetangga toh rakyat kebagian semua...jauh lebih sehat dari pada naik motor lalu nyungsep di kolong truk atau bus kota..silakan berwacana! tks all....
        Yesterday at 18:57 · 

      • Frans Thamura naik motor = cari mati, tapi kalau mati satu, naik motor (alias bandel) gak apa2 masih ada 18juta lagi kan.. tiap tahun yang mati pulkam lebaran kecelakaan kan banyak. itu seperti "tradisi", khususnya yang bawa bayi dg motor pulang dari jakarta - jawa.
        Yesterday at 19:11 · 

      • Frans Thamura ‎@Asfaril, betul terkutuk, bangsat semua emang PNS sih susah, dilarang nyalain, terus tetap pake. huahua, dah akar dan turunan dari sananya bangsat
        Yesterday at 19:12 ·  ·  1 person

      • Frans Thamura ‎@Eddy, tukang gendong jamu, itu kerja keras dg halal, berapa banyak PNS yang halal. jadi emang PNS bagus juga naik bus lah.
        Yesterday at 19:13 ·  ·  1 person

      • Susanti Dewi Jadi pemimpin memang paling mudah mendzolimi..... :(
        Yesterday at 20:01 · 

      • Agus Nizami Iyalah ada toleransi sedikit. Jgn kejam2 amat. Sebagai anak PNS saya juga mengerti orang tua yg membawa anaknya jalan2/mudik dgn mobil dinas. Yg penting bensin oli beli sendiri. Apa harus korupsi biar punya mobil sendiri?
        Yesterday at 20:05 · 

      • Eddy Satriya Spt bung. Agus n dewi sampaikan, tetap diperlukan toleransi dan jgn sampai menzolimi rakyat kecil, meski pns sekalipun. Tks
        Yesterday at 20:14 · 

      • Soeprijanto Bambang Chie...chie.. Aku termasuk korbannya. Minibus kapasitas keluarga plus mitra terpaksa dipending dan beralih ke kereta api. Itu saja kalau dpt tiket. Kalau tidak ya bergilir lah.
        Yesterday at 20:18 · 

      • Agus Nizami Setahu saya gaji PNS itu pas2an untuk makan, kontrak/beli rumah, dan sekolah anak. Kalau pun ada yg bisa beli mobil sendiri kurang dari 10%. Kalau mobil dinas ditinggal di rumah, bisa jadi dicuri. Kalau naik bis/kereta api juga justru menyusahkan rakyat karena tiket kereta saja sudah banyak yg habis, bis juga orang berdesakan sampai masuk pintu jendela. Jadi harus toleran sedikit. Lagi pula banyak kok kasus korupsi baik di birokrat mau pun swasta (mis: suap, kickback, dsb) yg lebih parah dan harus diberantas.
        Yesterday at 20:25 · 

      • Nungki Iwan Setujuuuuuuuuuu sekaleeeeeee status mas eddy !!!! ..... Kenyataan memang demikian tuchhhhh :)
        Yesterday at 21:03 · 

      • Eddy Satriya Btul bung agus, aku gemas ada pemda yg melarang. Munafik dan sok suci.
        Yesterday at 21:52 · 

      • Setiadji N Achmad ini cerita lain,pernah liat di sebuah rumah,punya 2 mobil(dinas dan prinbadi),garasi cuma cukup 1..hehhe,yang ditaro diluar mobil dines..,kepanasan dan keujanan.,tapi gak banyak,ini cuma kebeneran ada ajah.met mudik pak....,mobil dinas,mobil pribadi tancep saja.yg penting merawatnya sama cintanya terhadap mobilpribadi.....
        Yesterday at 21:56 · 

      • Aryanto Qu EGP..Jalan terus pak.. Kafilah trs berlalu.. PNS jg RAKYAT yg jg dituntut BAYAR PAJAK..hehehe.. Salinglaah... Met Mudik buat smua..bagi yg pny THR..
        23 hours ago · 

      • Eddy Satriya Betul bung AQ, kita biasakan "membuka" wacana yang kontroversi dan ambil posisi, sehingga menjadi latihan dalam menjalankan tugas sehari-hari. insyaAllah olah pikir via FB ini sangat banyak memberi manfaat dalam decision making process, paling tidak bagi saya. kalau mau cari aman, yah diam ajah..siapa tahu ketiban duren runtuh yah...tks bro.
        23 hours ago ·  ·  1 person

      • Eddy Satriya Uda Firman Abdullah Bung, betul itu ha ha...,
        23 hours ago · 

      • Frans Thamura Pns dan anaknya membela diri, semua fasilitas kelas binatang di transportasi kita itu yg kerja siapa? Pns semua kan konspirasi dg politisi. Ngeluh gaji kecil, kekke, tapi itu yg milih masuk siapa? Pak eddy, pejuang tik yg kuat, kenapa jadi pns, ayo, uud pasti. Bullshit kalau pns bokkek, saya sudah 10 th kerja dg para pns, belum nemu yg bokek tuh, anjir anjiran
        23 hours ago via  ·  ·  1 person

      • Eddy Satriya frans memang bokek harus dibanggakan ha ha....alhamdulillah aku udah 20an kerja baru bisa beli mobil..itupun nyicil 3 tahun ha ha..., kalau kamu kan temanan sama yang kaya melulu, sama awak gak dilirik ha ha...btw, mhn dukungan masukan untuk ekosistem broadband yah..draft awal udah hampir kelar...gak pakai konsultan, gua kerjain sendiri ama teman kadin. nanti september kite undang lagi anda yah..biar bisa makan uang rakyat di hotel ha ha..
        23 hours ago · 

      • Setiadji N Achmad sy setuju sama bang Frans.....,
        23 hours ago · 

      • Taufiq Sembiring Sabar...sabar Edy. Mereka lagi menembak kaki mereka sendiri. There is no free lunch.
        23 hours ago · 

      • Frans Thamura Pnd, dosen, guru, itu kerja panggilan, bokek bukan alasan, tapi 3 area itu penuh kebusukan dinegara ini.

        Uang rakyat memang harus disia siakan dg alasan gaji kecil

        Dah tahu gaji kecil, pada ngantri jadi pns, geblek. Korupsinya halal sih plus solat, termaafkan

        21 hours ago ·  ·  1 person

      • Aryanto Qu PNS tidak sama dengan PEJABAT, PNS jg RAKYAT.. PEJABAT penindas RAKYAT.. Jadi....egp...hahaha..
        13 hours ago · 

      • Frans Thamura PNS level kasubid, kan specialisnya collect dana dan pungli :) silahkan check dair dirjen HAKI sampai dirjen mana. :)
        9 hours ago · 

      • Firman Abdullah Bung PNS. ...yg dapat mobil dinas adalah yg punya jabatan struktural......berarti yg punya kekuasaan....dan aturan yg melarang bawa mobil dinas utk pulang lebaran yang akan merasakan dampaknya adalah mereka yg berada di jabatan level bawah dan yg tidak nyolong ,dan sudah pasti tidak mampu punya mobil pribadi....,kalau yg pintar nyolong nggak perlulah bawa mobil dinas...jauh lebih enak pake mobil gres...jadi jangan menyama ratakan semua PNS....Pemerintah masih jalan krn adanya PNS yg kere kere ini..,yg terpaksa minjam mobil kantor buat pulang kampung Lebaran......tapi yg menikmati barangkali PNS seperti yang maksudkan Mister Frans....okelah selamat Lebaran ...mau pake andong,pake mobil umum,pake KA, atau numpang truk yg penting nggak pake kendaraan hasil nyolong......
        8 hours ago · 

      • Lili Amalia Pak Eddy, di kantor kami Direksi mengeluarkan kebijakan utk karyawan menggunakan fasilitas perusahaan yaitu mobil operasional utk keperluan pribadi pd saat libur dan tidak sedang digunakan perusahaan. Juga utk Lebaran, dan diprioritaskan untuk staf. Thanks BOD.
        7 hours ago · 

      • Eddy Satriya Mantap Uda Firman Abdullah Bung dan Lili, meskipun negara kita "makin amburadul" di era sekarang, mestinya yang punya kuasa jangan seenaknya mengeluarkan aturan apalagi menyangkut kemudahan buat staf atau level bawah, toh bus dan mini bus itulah "mobil mereka, mobi rakyat".
        A few seconds ago ·