Sunday, October 16, 2011

Walks the talk...! [its much more important]

Inilah komentar saya disalah satu wall seorang teman Dosen ITB yang baik atas link yang dikirimkannya.

 " Maaf renny. Isi tulisan sy setuju 200%. Tapi ngapain pak SSB belasan thn jadi dirjen di dikti? Bukankah itu salah satu jalan pintas yg ia sebutkan, sekarang stlh tidak menjabat dia mungkin baru sadar, betapa ia bisa saja telah bekerja -mungkin- tidak dgn hati. Saya lebih dan sangat salut kpd orang atau pure dosen dan peneliti spt kawanku ini. Dari pada, maaf, belasan dosen profesor doktor itb rame2 masuk birokrasi cari jalan pintas. Beribu maaf, yg penting itu walks the talk. Sudahlah negeri sudah carut marut, tidak perlu berkoar. Lebih baik berbuat dan bekerja dg hati tadi. Maaf pak SSB, for this one I would never agree with hundreds of lecturer that sacrifice their own students, campus, and the field they have chosen themselves. Kalau perlu munculkan suara forum rektor, agar akademisi tdk hrs malu menolak tawaran jd wamen dan mengotori kaki dan hati mereka masuk birokrasi yang sangat jauh berbeda kebatinannya dan "kehatian"nya dg kampus. AmI too strong? I've to, to safe my almamater from humiliating result!"

 Adapun link nya berisikan kutipan artikel yang ditulis mantan Dirjen Dikti yang juga dosen ITB. Ringkasan kutipannya sbb:

 "KUTIPAN : Tentu dibutuhkan suatu daya tahan mental yang luar biasa untuk dapat menekuni suatu pekerjaan secara terus-menerus selama puluhan tahun, praktis selama hayat dikandung badan. Hal ini hanya mungkin apabila seseorang bekerja dengan hati sehingga dia mencintai pekerjaannya. Berbagai kendala akan dapat diatasi kalau kita bekerja dengan hati, bahkan kendala ekonomi sekalipun. Memang tampaknya perlu ada suatu pergeseran paradigma dari paradigma lama bahwa seseorang melakukan pekerjaan ke paradigma baru bahwa seseorang bekerja. Dengan bekerja, terjadi integrasi antara pelaku dan kegiatannya sehingga dapat diharapkan terjadinya bekerja dengan hati di mana bekerja tidak mengenal batasan waktu dan tempat. Mereka bekerja sepanjang waktu secara konsisten di bidangnya, karena untuk menemu-kenali suatu fenomena ilmiah memerlukan suatu kerja keras dalam waktu sangat lama. Demikian juga untuk memperoleh suatu inovasi memerlukan upaya yang sangat intensif dalam waktu yang panjang."

 Sebalik... Bekerja dengan Hati cetak.kompas.com Satryo Soemantri Brodjonegoro ---