Wednesday, November 05, 2008

KRISIS KEPERCAYAAN

(Sebuah cerita yang tercecer di Batam.)

Mencari lokasi yang tidak membutuhkan mobil, saya memilih pindah hotel ke sebuah hotel berbintang empat di kawasan pusat perbelanjaan, sekitar Nagoya. Check in hotel dengan santai setelah memastikan harganya masuk dalam budget saya. Juga saya menambah satu lagi kriteria hotel: ada fasilitas Internet di kamar dan biayanya masuk dalam harga kamar. Maklum sekarang PNS kalau berdinas ke daerah dibayar dengan "at cost". Tidak bisa lagi, atau nyaris sudah sulit untuk mengambil sedikit uang saku dari selisih harga yang harus dibayar dengan "plafond" dana yang disediakan. Ada baik, ada pula buruknya. Tentu.

Seperti biasa setelah check in, ketika mau keluar kamar untuk jalan-jalan, saya sempat memeriksa kulkas. Ternyata terkunci. Ketika saya tanyakan, ternyata kemaren ada rombongan kata resepsionis. "Nanti aja!" tukas saya ketika ditawarkan untuk mengirim orang membuka kunci kulkas. Saya memang sudah ditunggu teman di lobi.

Besoknya ketika saya membeli beberpa pak coklat untuk anak2, saya meminta agar kulkas tersebut dibuka, biar coklat bisa disimpan. Ketika petugasnya datang dan saya tanyakan ulang mengapa pakai dikunci segala, ia menegaskan jawaban temannya kemaren. "Ada rombongan pak dari XX, dan panitia tidak mau bertanggung jawab jika ada pegawai yang menginap dan mengambil isi minibar" jawabnya. Dengan cekatan ia mencari kunci sesuai dengan nomor kamar dan membuka pintu kayu lemari kulkas. Di atas kulkas itu tertumpuk lagi segulung kain terbuat dari kain satin mengkilap yang indah. Warnanya puti bersih. "Kenapa diganjal kulkasnya pakai kain itu?" tanya saya penasaran. "Bukan diganjal pak, tapi ini kimono!" dengan tenang ia menjelaskan. Saya pun terperangah. "Akh...kimono bagus kan kok disimpan disana?". Ia tak menjelaskan lagi dan segera menggantung kimono itu di lemari baju.

Sungguh, inilah fakta tentang krisis kepercayaan masyarakat terhadap instansi XX tadi yang sebenarnya menjadi gudang pendekar hukum di negeri ini yang bertugas membela rasa keadilan di masyarakat. Gara-gara citra instansi XX tersebut, saya tidak menggunakan kimono yang nyaman untuk tidur di hotel tersebut. Kemaren dan hari ini, karena takut sudah tidak bersih dan berkuman karena disimpan di lemari minibar yang terkunci.

Bagaimana dengan kantor anda? mudah-mudahan tidak seburuk itu dan tidak membuat hotel menyimpan propertinya dengan traumatis seperti itu. Atau hotel harusnya punya aturan yang lebih baik?
Wallahualam.

Dari sebuah hotel di daerah Nagoya, Batam, Kepri.

No comments: