Monday, September 24, 2007

TAXI kok dilarang? Apa kata dunia!

Bagi anda yang sudah sadar akan hemat energi, maka jangan senang dulu. Banyak sekali aturan yang ada saat ini akan menghadang usaha anda untuk melakukan berbagai aktivitas yang berbau hemat energi. Salah satu kejadian saya alami langsung ketika mendarat dari Sydney pada 14 Sept 2007 malam di Cengkareng.

Seperti biasa, jika memungkinkan saya akan parkir kendaraan bermalam sehingga tidak perlu merepotkan orang lain (supir atau anggota keluarga) untuk menjemput di Bandara. Namun untuk perjalanan jauh saya lebih suka memakai taksi saja. Praktis, meski mahal dikit namun tidak menimbulkan banyak resiko.

Kali ini saya kecele dan kena batunya, ketika memesan taksi di bandara dan saat akan naik saya tanyakan apakah bisa lewat belakang (maksudnya jalur ke Tangerang terus BSD). Alangkah terkejutnya saya..ketika pengurus taksi bandara menyatakan tidak bisa.!!

Apa pula ini? saya makin penasaran. Tidak jelas, tapi memang sedang dilarang, meski biasanya juga dilarang tapi kalau diberi uang rokok dibolehkan (ini sudah jamak lho..para pejabat dilarang tahu!).

Untunglah saya cuma membawa satu koper yang tidak terlalu berat dan tas kecil, sehingga bisa naik ke DAMRI saja.

Anda bisa bayangkan betapa tidak macetnya Jakarta dan sekitarnya, jika larangan ini diantisipasi oleh masyarakat dengan memerintahkan supir menjemput. SUdah jauh, mahal biaya bensin dan macet pasti menghadang.

Hanya di negeri kita tercinta inilah TAXI dilarang kesana-kesini. Lihat saja dibundaran HI, masih ada larangan untuk taksi pada jam-jam tertentu. Jika larangan di bandara masih berlangsung, apa jadinya orang yang tinggal di Tangerang atau BSD sekitarnya, yang harus mutar jauh ketengah kota ke Semanggi dan Gatot SUbroto.

Kesimpulannya? Jakarta memang harus macet!! KArena sikap dan aturan kita yang ngawur!

Sungguh ..inilah Indonesia kita.

Wassalam,

Eddy

No comments: