Friday, May 23, 2008

HENTIKAN ASAL TUDUH PNS

Semua mengalami perubahan. Mungkin itulah salah satu kenyataan yang harus diarifi oleh setiap makhluk hidup, termasuk yang ada di Indonesia tanpa kecuali. Karena itu, asal tuduh dan salah pandang terhadap kelompok tertentu dengan "prejudice" merupakan pengingkaran akan niat baik dan merupakan cermin kepicikan berpikir yang harus dihentikan.

Menarik memang mencermati permasalahan seputar PNS, apalagi memperhatikan setiap orang yang baru saja dapat amanat untuk suatu penugasan dimanapun ia berada. Tidak jarang orang menjadi sok tahu dan didorong hasrat ingin berbuat baik sering kali terpeleset kedalam pemikiran sempit tersebut.

Pemberitaan di Kompas hari ini adalah salah satunya. Tanpa berkaca akan diri sendiri dan lingkungan, semakin banyak pejabat baru dari berbagai kalangan terus tanpa henti menyombongkan diri dan menghujat profesi orang lain. Inilah salah satu alasan mengapa kita jalan di tempat. Lihat saja Kantor Menpan lebih banyak mengurusi dan ditugasi untuk hal-hal diluar bidang tugasnya. Banyak rekan saya pejabat baru di berbagai komisi menganggap diri mereka lebih bersih dan lebih baik. Padahal kita semua tahu bagaimana kualitas masing-masing ketika masih jadi PNS. Tanpa berbuat banyak ketika jadi PNS, dengan mudahnya pula membelokan pengalaman yang didapat untuk menyerang balik institusi tempat ia pernah bernaung.

Apalagi sebagai perangkat hukum di masa lalu, sisi dan cerita gelapnya sudah menjadi bacaan terang sehari-hari kita. SUngguh disayangkan, mengapa orang dengan mudah mengeneralisir profesi dan menutup mata terhadap kebaikan. Masih ingat kasus auditor BPK Khairiansyah Salman yang membuka kotak pandora korupsi di KPU tempo hari? Apakah kita layak terus menerus menghujat bahwa semua auditor di BPK atau BKPK adalah koruptor dan pemeras? Rasanya tidak pantas bukan? meski kita tahu perbaikan tidak berjalan cepat. Begitu pula dengan profesi PNS? PNS sangat luas cakupannya, termasuk juga aparat militer dan kepolisian. PNS adalah tulang punggung birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk mengurus bangsanya. Ingat bangsa dan negara lah yang membutuhkan PNS untuk menggerakkan roda birokrasi. Lalu mengapa mereka hanya di gaji cukup untuk satu atau dua minggu saja. Inilah awalnya. Jangan dibalik-balik. Kemudian dengan gaji serba terbatas, dengan sadar atau memang kita dalam kegelapan dan lorong kegoblokan, mereka diserahi tanggung jawab besar dan mengelola kewenangan besar, termasuk masalah keuangan negara.

Jika hari ini Depkeu dan beberapa departemen dan lembaga lain seperti MA dan KPK kemudian digaji cukup untuk 4 bulan (ingat TUNJANGAN DI DEPKEU bisa mencapai Rp 40 juta sendiri...) diluar gaji resmi yang maksimal Rp 3 juta, pantaskah dan masih pantaskah anda menghujat seluruh PNS sedemikian rupa? Bukankah mereka kaum berpendidikan juga? Banyak diantara PNS sekarang yang telah menghabiskan uang rakyat (ingat uang rakyat yang masih di bayar utangnya) melalui APBN (rupiah murni+loan) untuk melanjutkan sekolah dan pendidikan hingga S2 dan S-3, tetapi kemudian mereka malah dicampakkan. Sekarang orang bisa menyalahkan sistem, tetapi semua itu semestinya tidak melegalisir "penghujatan PNS" seperti akan terus kita dengarkan. Disisi lain mereka dihujat, nanti dalam waktu tertentu mereka dipuja ketika mau bekerja sama atau berduet untuk menghabiskan uang rakyat dengan anda.

Sungguh...ada baiknya sekarang mulai menghentikan hujatan terhadap PNS, dan lebih baik semua mensinergikan ketangguhan masing-masing menjadi kekuatan bangsa. Tidak usahlah munafik, semua PNS atau anda yang pernah terlibat bekerja sama dulu dengan aparat, adalah bagian tidak terpisahkan dari mundurnya sejarah bangsa kita. Semua tahu semua dulu kebagian, hanya berbeda kadar dan jumlahnya. Tergantung nurani masing-masing dan kadar keimanan yang di anut. Untuk anda yang menjadi ahli hukum, anda tahu persis yang saya maksud, sehingga akan lebih mudah kita perbaiki bersama.

Sekali lagi, hentikan hujatan dan pelecehan terhadap PNS atau komponen bangsa lainnya, karena ia adalah bagian dari kita semua, termasuk anda di dalamnya. Dulu dan kini, karena selagi gaji mereka lebih kecil dari subsidi sapi di Eropa dan di Jepang...apalah yang bisa diperbaiki.

Semoga kita menapak hari depan yang lebih baik.

Wassalam

Bacaan terkait:
  1. PNS juga manusia biasa
  2. You pay peanut, you'll get monkey

KOMPAS Cetak : PNS Harus Ubah Kultur

No comments: